Lebih Selatan dan Lebih Lagi
aku datang lebih dulu dari datangnya pagi
ketika fajar lebih kental ketimbang kopi yang kusesap
sampai siang mengubah air di empang
sampai separuh jalan menuju titik didih
lalu ke selatan
lebih ke selatan dari kemarin
lebih ke selatan dari sebelum kemarin
sampai baju mengeras disetrika panas
sampai bahu lebih melepuh dari telapak kaki
lebih ke selatan
kutemui malah orang-orang Cina Selatan
sopir truk bermata segaris pensil itu tertawa
menertawakanku yang terus berjalan
ketika orang-orang menunggangi kendaraan
sampai aku ikut menertawakan diri
menjauhi bangunan-bangunan belum jadi
menjauhi diriku yang belum jadi
tak seekor pun kutemui. tak seekor pun
(2022)
Mencuri Nyawa Sang Raja
1)
di atas pohon bakau paling tinggi ia berdiri
tegak. menatap ke sekeliling lanskap
leher ramping dan paruh menghadap samping
membimbing kewibawaan purba
seolah dirinya raja di atas raja
dan ia pun berkata, lihatlah aku
hidup melampaui usia
2)
di antara akar bakau yang lebih tinggi dari harga diri
ia mengendap-endap seperti pencuri
demi mencuri nyawa sang raja
3)
bulu-bulu coklat keemasan mencium getar kecemasan
ia tolehkan kepala ke kiri dan kanan
mencari-cari yang tak terlihat atau mungkin tenggelam
di antara lanskap cokelat. atau bersembunyi
di balik daun-daun nipah yang ramping dan tajam
menyerupai kedua belah sayap. sayapnya sendiri
4)
pohon-pohon nipah memberi celah
jalan untuk sembunyi dari mata paling awas
dibantu bau lumpur ia menyamar menjadi alam
mengacaukan alarm tanda bahaya
5)
sayap itu diam. tidak mengepak. moncong senapan
mengarah tepat. ke jantung detak kehidupan
6)
mata senapan
mengunci
titik
matiĀ
(2022)
Beringin Tua di Kaki Bukit Wawoluri
kamu tidak mau membungkuk pada seleksi alam
tetap tegak berdiri menantang evolusi
setelah ratusan tahun perjalanan
kamu tetap di sana dan menjadi dirimuĀ
debu tambang mengotori kulitmu
petir pernah menyambar tubuhmu
dan kamu masih berdiri di sana
tidak lari ketika yang lain pergi
kamu biarkan tubuh menjadi benteng
pertahanan terakhir para rangkok
berjambul kuning dan bermoncong montok
yang bersembunyi dari mulut senapan kami
yang selalu lapar dan selalu lapar
(2022)
Tersesat di Tanah Orang
ini waktunya!
tembak para pencuri itu!
pucuk senapan mengarah
ke kebun kecil belakang rumah
aku menunggu badai yang mungkin datang
monyet-monyet itu
di bawah daun pisang yang bergoyang
oleh deru angin yang kelaparan
beberapa sisir terlihat matang
jariku dipaksa menekan pelatuk
tapi jariku beku. tapi jariku kelu
aku tidak bisa melakukannya
tidak bisa melakukannya
aku melihat diriku yang tersesat di tanah orang
dari mereka yang telah kehilangan rumah
(2022)
- Atin Bercita-cita Menjadi Kepala Sekolah di Luar Angkasa - 13 December 2024
- Apa yang Dibisikkan Kifler ke Telinga Jawwad? - 2 August 2024
- Kursus Mengumpat - 1 December 2023
Lestari
wah keren
Diana
Waduh
Dalbo
Sajak yang ke puisi puisian