Syaikh Abu Sulaiman Al-Darani

Beliau adalah ‘Abdurrahman bin Ahmad bin ‘Athiyyah al-‘Ansi. Guru dari Syaikh Ahmad bin Abi al-Hawari. Lahir di Demaskus, Suriah, dan wafat di sana juga pada tahun 215 H.

Beliau pernah ditanya oleh seseorang tentang hakikat makrifat. Dengan tandas dan penuh kekuatan rohani, beliau menjawab: “Tidak adanya keinginan dan hasrat, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti, kecuali terhadap Allah Ta’ala semata.”

Jawaban beliau itu tentu saja merupakan kalimat yang sangat mudah untuk dipahami bahkan oleh orang awam sekalipun. Tapi teramat jelas pula bahwa betapa tidak mudah untuk mengejawantahkannya ke dalam bahasa pengalaman spiritual dan tindakan yang nyata.

Kehidupan yang dijejali oleh berbagai macam rayuan dan tipu daya, oleh berbagai macam jebakan dan fatamorgana, oleh berbagai macam onak dan rintangan, sungguh sangat tidak mudah bagi kebanyakan manusia untuk sepenuhnya meruncingkan hasrat dan tujuan hanya kepada Allah Ta’ala belaka. Terlampau berat untuk sanggup menerobos berbagai macam bayang-bayang kesenangan yang senantiasa menipu itu.

Agar sanggup menerobos hutan dunia yang “ultra-heterogen” itu, kita mesti berikhtiar dengan segenap kesungguhan, kesabaran, dan ketulusan di dalam mematahkan ranting-ranting harapan, impian, dan hasrat yang tertuju kepada segala yang muspra dan sia-sia di dalam kehidupan ini. Kalau tidak, maka semua itu akan semakin mengukuhkan kita sebagai penghuni penjara yang semakin lama akan semakin menjadikan kita lunglai untuk menjebol dinding-dindingnya yang angkuh dan sialan.

Kalau tidak sanggup untuk mematahkan ranting-ranting yang bengkok itu seorang diri, janganlah serta-merta kita lalu mundur dan menyerah kalah. Tapi bergabunglah dengan orang yang jurus-jurus rohaninya sudah tangguh, pepetlah dia yang sudah diberi kekuatan untuk menaklukkan setan-setan, jadilah makmum yang setia bagi orang yang telah merasakan nikmatnya kemesraan dengan Allah Ta’ala.

Melalui cara yang demikian, dengan pertolongan hadiratNya, kita akan tertulari energi-energi yang sakral, kita akan tersinari oleh cahaya-cahaya transendental, kita pun akan diterpa oleh angin lembut persahabatan dengan mereka yang sudah terlebih dahulu bersanding dengan jamaliahNya yang begitu anggun dan memesona.

Sebagaimana Syaikh Sulaiman al-Darani, melalui bimbingan dan latihan rohani, melalui spirit yang tinggi dan kemurahan hadiratNya, kita pun juga pada akhirnya akan sampai pada hakikat makrifat yang senantiasa didambakan oleh para salik itu. Amin. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Kuswaidi Syafiie
Latest posts by Kuswaidi Syafiie (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!