Syaikh Abubakar al-Abhari

Beliau adalah ‘Abdullah bin Thahir bin al-Harits ath-Thaie Abubakar bin at-Thahir al-Abhari. Beliau adalah salah seorang sufi dari kawan Syaikh Abubakar asy-Syibli, seseorang yang alim sekaligus wara’, termasuk salah seorang pembesar dari kaum sufi. Beliau bersahabat dengan Syaikh Yusuf bin al-Husin, juga berkawan dengan Syaikh Kirman Syahi. Beliau wafat pada tahun 330 Hijriah.

Pada suatu hari, Syaikh Abubakar al-Abhari melewati toko milik Bazzaz. Anaknya sangat mencintai Syaikh Abubakar. Ketika melihatnya, si anak langsung berdiri dan mengikuti jejaknya. Lalu datang Bazzaz. Di toko, dia tidak mendapatkan anaknya. Dia mencarinya. Dia mendapatkannya.

Dari sisi Syaikh Abubakar itu, dia membawa langsung anaknya ke toko. Pada malam itu, Syaikh Abubakar tidak bisa tidur lantaran memikirkan anak kecil yang kadung mencintainya. Di pagi hari, Syaikh Abubakar pergi menemui bapaknya, Bazzaz.

“Dalam kehidupanku, aku tidak memiliki apa pun kecuali perempuan ini. Jika kau menerimanya, maka hal itu merupakan kaffarat bagimu. Jika tidak, maka aku akan memerdekakan dia,” kata Syaikh Abubakar kepada Bazzaz. Bazzaz kemudian mencium kaki Syaikh Abubakar sebagai tanda penyesalan.

Bazzaz mohon ampun dan berkata kepada Syaikh Abubakar: “Telah terjadi dosa pada diriku. Dan engkau betul-betul memohon permaafan pada Allah Ta’ala untuk diriku.” Syaikh Abubakar dengan tegas menimpali: “Sekalipun dosa itu terjadi pada dirimu, tapi jelas Allah Ta’ala memukulku, bukan memukulmu.”

Di sini, di tempat Syaikh Abubakar semestinya bertanggung jawab secara spiritual, beliau betul-betul tidak bisa melakukan apa pun yang sanggup menjadikan beliau terbebas dari berbagai pengaruh yang sangat signifikan di dalam menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh beliau ke depan.

Di sini, di tempat Syaikh Abubakar mempertaruhkan segenap kedigdayaan dan reputasi yang dimilikinya, seluruh apa pun yang bertengger pada dirinya, setiap apa pun yang bergelayut pada setiap langkahnya, semua itu tidak lebih dari sekadar angin lalu yang tidak memberikan efek apa pun kepada siapa saja yang ada di sekitarnya.

Beliau yang termasuk di antara mereka yang patuh, yang termasuk di antara mereka yang menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala, beliau yang kondisi rohaninya melampaui mereka yang menempuh perjalanan spiritual, beliau yang sanggup mengalahkan para pengelana, beliau sekarang hanya pasrah kepada hadiratNya, tidak kepada siapa pun yang lain.

Ketika Syaikh Abubakar al-Abhari mendatangi Syaikh Abubakar bin ‘Isa al-Abhari yang sedang dilanda sekarat karena akan meninggalkan kehidupan yang sementara ini, beliau bilang: “Perbaikilah prasangkamu kepada Tuhanmu.” Yang ditegur membuka kedua mata dan menghadap kepada yang menegurnya.

“Untuk orang sepertiku kata-kata ini diungkapkan? Jika Dia meninggalkan kami, maka jelas kami pasti menyembahNya. Dan jika Dia memanggil kami, maka dapat dipastikan bahwa kami akan memenuhi panggilan hadiratNya.” Betapa mengesankan. Betapa mengagumkan. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Kuswaidi Syafiie
Latest posts by Kuswaidi Syafiie (see all)

Comments

  1. Algasukma Reply

    Nice

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!