
Beliau adalah saudara kandung dari Syaikh Abu al-Husin ad-Darraj. Sama-sama kelahiran Baghdad. Tapi di dalam dunia rohani, beliau lebih utama sekaligus lebih asketis dibandingkan saudaranya itu. Kondisi rohaninya jauh lebih mengagumkan.
Kita bayangkan, saudara kandung sang sufi ini, Syaikh Abu al-Husin ad-Darraj, sudah sangat mengagumkan di dalam dunia cinta keilahian, sampai-sampai beliau mengalami kemabukan spiritual yang tidak terkira dan akhirnya menghembuskan napasnya yang terakhir ketika tenggelam di tengah lautan keindahan Ilahi yang menyembul dari orkestrasi musik kaum sufi.
Sedemikian hebatnya kekuatan rohani yang dianugerahkan oleh Allah Ta’ala kepada Syaikh Abu al-Husin ad-Darraj. Nah, saudara kandungnya ini, Syaikh Bukair ad-Darraj, jauh lebih hebat lagi, jauh lebih mengagumkan lagi. Kebanyakan kita mungkin tidak ada apa-apanya dibandingkan Syaikh Abu al-Husin ad-Darraj. Apalagi di hadapan Syaikh Bukair ad-Darraj.
Betapa sangat penting bagi kita untuk menatap derajat-derajat rohani yang tinggi yang dianugerahkan oleh hadiratNya kepada para nabi, kepada para wali, kepada para sufi. Dengan cara seperti itu, kita bisa memompa heroisme spiritual kita. Dengan cara seperti itu pula kita mesti membuka pintu pengharapan yang selebar-lebarnya terhadap kemurahan hadiratNya.
Syaikh Bukair ad-Darraj, di tengah guyuran hujan rohani yang melimpah terhadap dirinya, mengatakan: “Semenjak aku memasuki jalan rohani, tidak pernah terlintas di benakku seberkas khathir yang salah.”
Di dalam kepustakaan kaum sufi, apa yang disebut sebagai khathir itu adalah “pesan” rahasia yang datang kepada hati seseorang. Dan pesan itu bisa datang dari malaikat, bisa datang dari setan, bisa datang dari kekelaman nafsu, bisa juga datang dari Allah Ta’ala. Semua itu memiliki ciri-ciri masing-masing.
Yang datang dari malaikat disebut ilham yang ditandai dengan adanya kecocokan dengan ilmu yang benar. Yang datang dari setan disebut hasutan yang mendorong seseorang pada kemaksiatan. Yang datang dari kekelaman nafsu disebut bisikan yang mendorong seseorang untuk melampiaskan syahwatnya. Dan yang datang dari Allah Ta’ala disebut sebagai al-Khathir al-Haqq atau pesan yang benar.
Pesan-pesan yang tercela itu berpusat di nafsu yang kelam. Sedangkan pesan-pesan yang terpuji berpusat di hati yang cemerlang. Akan tetapi seseorang yang rohaninya buram tidak sanggup untuk membedakan di antara keduanya. Apalagi seseorang yang mengonsumsi makanan yang tidak halal, penglihatan batinnya pasti kabur.
Syaikh Bukair ad-Darraj dengan kecemerlangan rohani dan kematangan spiritualitasnya telah dianugerahi kesanggupan untuk menutup rapat-rapat celah hasutan yang disemburkan oleh setan. Juga beliau dianugerahi ketangguhan untuk terus membendung bisikan-bisikan nafsu kelamnya sendiri.
Tinggallah dua ventilasi rohani yang dijadikan oleh Allah Ta’ala untuk senantiasa membimbing beliau. Yaitu, ilham malaikat dan pesan langsung kepada beliau dari hadiratNya. Dengan demikian, benarlah apa yang telah diucapkan oleh beliau sendiri: “Semenjak aku memasuki jalan rohani, tidak pernah terlintas di benakku seberkas khathir yang salah.” Wallahu a’lamu bish-shawab.
- Syaikh Salibah bin Ibrahim - 14 February 2025
- Syaikh Hamzah al-‘Uqaily - 7 February 2025
- Syaikh Amirjah Bayya’ al-Fikhar - 31 January 2025