Syaikh Hamzah al-‘Uqaily

Beliau berasal dari Hirat. Tapi kemudian beliau tinggal di Balakh. Beliau memiliki banyak karomah, kejadian luar biasa yang terjadi pada seorang wali. Beliau juga banyak memiliki makom-makom rohani, yang tertinggi adalah kedudukan sebagai pecinta Ilahi, pecinta Allah Ta’ala dan Nabi Muhammad Saw.

Beliau bersahabat dengan nabi lautan, Nabi Khidhir ‘alaihissalam. Banyak sekali yang ingin bertemu dengan Nabi Khidhir, tapi tidak bisa. Ada juga di antara para sufi yang tidak mau berteman dengan beliau. Alasannya apa? Umur beliau terlalu panjang, dari zamannya Nabi Musa sampai sekarang.

Berapa ribu tahun ke sekarang? Dari Nabi Musa ke Nabi ‘Isa tujuh abad. Dari Nabi ‘Isa ke Nabi Muhammad Saw enam abad. Dari Nabi Muhammad Saw ke sekarang lima belas abad. Semuanya berapa abad? Kurang lebih dua puluh delapan abad. Bukankah itu merupakan umur yang terlalu panjang untuk orang yang ingin berjumpa Allah Ta’ala?

Ya, merupakan umur yang terlampau panjang. Karena itu, ada seorang sufi yang tidak mau untuk bersahabat dengan beliau karena ingin cepat berjumpa dengan Allah Ta’ala lewat pintu kematian. Beliau adalah seorang sufi yang mustajab doa-doanya. Beliau adalah seorang dari seorang sufi agung, Khawajah ‘Abdullah al-Anshari.

Beliau memiliki murid yang banyak. Seluruhnya menjadi orang-orang besar pada masanya, juga menjadi orang-orang yang memiliki karamat, yaitu kejadian luar biasa yang terjadi pada seorang wali. Seperti Syaikh Bair Farisi, Syaikh ‘Abdulmalik Iskaf, Syaikh Abulqasim Hananah, Syaikh Hasan ath-Thabari, Syaikh ‘Arif al-‘Ayyar dan bapak dari Syaikh al-Islam, Syaikh Abi Manshur Muhammad bin ‘Ali al-Anshari.

Dengan keramat-keramat itu, mereka tidak bisa dibantah. Bagaimana mungkin bisa dibantah, wong pelaku keramat-keramat itu hakikatnya adalah Allah Ta’ala, bukan siapa pun yang lain. Walaupun orang yang sungguh beriman kepada hadiratNya dan hari akhir, tidak membutuhkan keramat itu untuk mengukuhkan keimanannya.

Keramat itu, sebagaimana mukjizat untuk para nabi, hanya diperlukan untuk para peragu. Untuk orang yang sungguh beriman, sama sekali tidak memerlukan keramat itu. Adakah Sayyiduna Abubakar ash-Shiddiq membutuhkan untuk melihat mukjizat Nabi Muhammad Saw. Sama sekali tidak, karena beliau telah beriman kepada Allah dan RasulNya.

Syaikh Abu Muzhaffar at-Tirmidzi mengatakan bahwa orang yang berbuat baik kepadamu, sungguh orang itu telah mengikatmu kepada dirinya sendiri. Dengan cara seperti itu, dia berarti telah menemukan sebuah cara untuk kemenangan. Tapi orang yang berbuat kasar pada dirimu, berarti dia telah membebaskanmu.

Sementara orang yang mutlak bebas untuk berbuat apa pun, jauh lebih baik ketimbang orang yang diborgol yang hanya boleh mengerjakan hal tertentu. Karena itu, orang yang paling merdeka adalah dia yang dekat dengan Allah Ta’ala, bukan orang yang mengumbar nafsunya sendiri. Seolah orang yang mengumbar nafsunya lebih bebas, padahal tidak.

Syaikh al-Islam mengatakan bahwa sesuai kesanggupanmu memotong segala relasi yang ada di langit maupun di bumi, seperti itulah keberuntunganmu. Yakni, keberuntungan yang tidak terduga yang datang langsung dari Tuhan semesta alam. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Kuswaidi Syafiie
Latest posts by Kuswaidi Syafiie (see all)

Comments

  1. syahrul Reply

    wow kisah dari Syaikh Hamzah cukup menarik bisaa bersahabat dengan nabi Khidir as. dan bertamu dengan wali 2 allah

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!