Starkiller Base, akhir 2017 AC
Hai Kakek,
Saya tahu Kakek tak bisa membaca surat ini. Toh panjenengan udah koit sewaktu menyelamatkan Paman Luke. Aku mendengar kisah Kakek dari Paman Luke dan Ibu—juga penulis surat ini, nanti kuceritakan siapa dia. Ayah? Lupakan dia. Menyandang namanya saja membuat dadaku gatal. Setidaknya dia sekarang bisa berada di luar sana. Meratapi nasib seakan apa yang ia lakukan untuk membujukku kembali ke jalan yang benar, jalan yang ia, Ibu, dan Paman Luke inginkan adalah salah. Aku ingin menempuh jalanku sendiri. Aku akan membereskan semua yang engkau mulai, Kek. Karena aku tahu aku punya kapabilitas yang sesuai untuk semua itu. Jauh di dalam diriku ada kegelapan yang sanggup membuatku mencapai apa yang kuinginkan. Bukan. Apa yang Pemimpin Agung Snoke inginkan.
Ya, seperti Kakek, aku kini berada di dalam asuhan Pemimpin Agung Snoke. Tidak. Dia tidak sejahat Palpatine walau wajahnya sama buruknya, yang penting tertawanya tidak terlalu buruk. Dia yang meyakinkanku dan aku bosan seperti melihat beranda facebook, “Apa yang sedang Anda pikirkan”, tiap hari ketika aku menuju ruangannya. “Kylo…, apa kamu sudah tahu jalan menuju kegelapan?” Pertanyaan yang sama terus ia lontarkan. Sampai dia ragu kalau sebenarnya ketika aku membunuh Ayah, bahwa aku cuma cari muka saja. Bete banget sih kalau gini terus?
Oh ya, Kek…, sebenarnya surat ini ditulis oleh seorang manusia dari galaksi jauh. Planet Bumi tepatnya. Dia ingin menjadi Jedi namun setelah melihat Vader begitu kuat, apalagi setelah mendengar legenda Sith tentang menghidupkan orang yang mati, penulis ini menawarkan diri untuk menjadi padawan kegelapan kepadaku, namun kutolak. Tapi dia membawakanku makanan enak dari bumi, namanya pecel. Dia sering berdoa kepada Sith agar dikabulkan niatnya melihat klub sepak bola—semacam olahraga yang tak jelas dari Bumi, yang ia cintai segera membuang pemain nomor punggung 9 dan bertanya padaku sewaktu pertama kali kita saling kontak, “Apakah force itu bisa dibuat untuk memelet wanita? Soalnya ada cewek yang kutaksir, nih. Siapa tahu bisa nyantol kalo pake force.” Aku bosan menjawab pertanyaannya—yang lama-lama makin mirip Pemimpin Agung Snoke, tapi karena dia penulis, kusuruh saja dia untuk menulis surat ini. Dia berjanji bahwa surat ini akan sampai kepadamu. Karena di dunianya ada semacam permainan yang bisa memanggil orang mati—yang mungkin bisa saja dia memanggil Kakek. Iseng banget ya mereka.
Oh dan omong-omong, saat ini di Bumi sedang diputar film The Last Jedi. Katanya, film itu memuat kisah perang bintang dan ceritanya ternyata memang diambil dari kisah keluarga kita. Di film ini katanya aku, Kylo Ren, masih saja dipanggil Ben Solo. “Aku tidak terima! Aku bukan Solo lagi!” kukatakan hal itu sambil membanting helm. Helmku rusak tapi mungkin mereka bisa mendesainnya dengan yang baru, yang penting bisa membuat suaraku seperti suara Kakek yang berat. Snoke pernah mengejek helmku ini, tapi aku tak bisa marah di hadapannya. Dia juga mengatakan kalau sikapku terlalu temperamental. Si manusia penulis ini menyuruhku untuk liburan sebentar. Bagaimana aku bisa liburan kalau para pemberontak keparat itu selalu saja memilih markas yang tempatnya bagus-bagus?
Ada hal yang penulis ini ceritakan yang membuatku malu untuk mengatakannya padamu, Kek. Aku tahu Kakek bertemu Nenek Padme sewaktu Kakek masih menjadi Padawan karena ditugaskan menjaga Ratu Padme. Namun aku bertemu seorang gadis, Kek… KENAPA KAU TERSENYUM! LANJUT NULIS! Maaf, Kek, si penulis ini terkadang sangat mengganggu. Apalagi ketika dia menulis sambil mendengarkan lagu. Dia sering mendengarkan lagu dengan irama aneh. “Ini namanya koplo. Coba Mas Kylo juga ikut dengerin,” katanya, tapi aku tak bisa. Karena aku tak bisa diganggu. Ya… ini karena gadis itu.
Aku menemuinya bersama para pemberontak. Sewaktu aku membunuh Ayah, dia tetiba menjadi marah. Aku sendiri juga marah, seandainya saja Ayah memperkenalkanku sama si gadis ini lebih cepat, mungkin aku tidak akan gabung dengan The First Order. Tapi itu tandanya aku mengkhianati apa yang telah Kakek lakukan. Maafkan aku, Kakek. Aku tak melakukan hal separah itu. Yang jelas, aku merasa kalau gadis ini punya force yang kuat. Aku tahu dia menyimpan masa lalu yang kelam, namun ketika akhirnya dia mendapatkan peta untuk mencari Luke Skywalker, aku mendapat visi. Visi ini membuatku bisa merasakan kehadirannya. Dia bisa melihatku, tapi aku tidak bisa melihatnya. Aku hanya bisa mendengar suaranya saja. Suatu kali aku telanjang dada dan dia sepertinya tersipu sewaktu melakukan kontak denganku. Dengar, Kek…, ini bukan seperti yang Kakek pikirkan. Tapi kekuatan ini begitu nyata dan membuatku semakin tahu siapa gadis ini. Bahkan dalam telepati yang kulakukan dengan dia, aku bisa menyentuh tangannya. Saat itulah aku tahu siapa orang tuanya dan bagaimana masa depannya.
Namun semua berubah, Kek. Sentuhan itu membuatku gemetar dan tidak bisa tidur. Bahkan gadis itu menghampiriku yang berada di kapal Snoke. Sendirian! Penulis mengatakan itu juga dilakukan Luke sewaktu menemui Kakek dengan Darth Sidious. Kakek tahu kan rasanya ketika ada orang yang kita suka dan dengan kejutan dia hadir di hadapan kita? Tidak seperti penulis yang katanya pernah melakukan hal seperti itu kepada seorang gadis tapi malah si gadis tidak mau menemuinya.
Tujuan si gadis ini hanya berusaha meyakinkan aku kalau aku bisa berubah. Tidak! Kenapa orang-orang ini, sih? Kenapa mereka ingin aku berubah?! Kenapa harus aku yang menjadi pelayan? Kenapa aku tidak punya kehendakku? Aku punya kekuatan. Aku bukan seorang budak! Aku punya masa depan. Dan di masa depan itu, aku bersama si gadis bisa membentuk First Order terkuat dan semua galaksi tunduk. Tapi kenapa dia menolak?! Dia meninggalkanku begitu saja dan sewaktu gantian aku ingin menemuinya, tebak siapa yang kutemui?! PAMAN LUKE! GURUKU! GURU YANG—penulis melakukan sensor sementara Kylo Ren masih teriak-teriak karena semua teriakannya mengandung spoiler film The Last Jedi. Bagi yang tidak mau spoiler sebaiknya meluangkan waktu untuk segera menikmati sajiannya secara langsung. Oke… kali ini Kylo Ren sudah agak tenang.
Selangkah lagi, Kek. Selangkah lagi. Mungkin dengan satu sabetan lightsaber, semua anganku tercapai. Apa yang kuinginkan sejak dulu menjadi kenyataan. Para pemberontak pun tinggal selangkah lagi kuhancurkan. Namun semua kembali dicegah. Aku malu dengan diriku sendiri. Marah dengan diriku sendiri. Aku tidak peduli dengan Komandan Hux atau siapa pun yang kini sedang merancang strategi lain untuk melawan pemberontak. Aku tak bisa menenangkan diriku.
Kek…, aku tahu kau jauh. Tapi siapakah yang membuatku menjadi seperti ini? Untuk apa aku menjadi Jedi? Untuk apa aku bisa merasakan force sementara ayahku skeptis dengan semua ini? Siapa yang membuatku melawan keluargaku sendiri? Kenapa Kakek tidak dari dulu mencoba membujuk Luke dan Ibu—Leia Organa, untuk mengikuti Kakek? Apa yang Kakek takutkan? Seandainya saja Kakek bisa membujuk Paman Luke untuk berada di Dark Force, sungguh semua ini tak perlu. Kita menjadi keluarga yang utuh. Karena harta yang paling berharga adalah keluarga. Itu katanya si penulis sih.
Mungkin kalau aku mengikuti apa yang Paman Luke lakukan dan mematuhi segala kehendaknya, gadis impian itu tak pernah kutemui. Sialnya dia sudah tahu namaku dan aku belum tahu namanya. Mungkin kata si penulis, di film ke sembilan saga ini—juga terakhir di millenial saga, semua jawaban yang belum terjawab akan terselesaikan. Juga garapan film Ryan Johnson bisa dikatakan garapan terbaik dari seri yang lebih baru.
Apakah aku sanggup membuat First Order berjaya atau justru para kroco-kroco pemberontak itu yang kembali lagi dengan sistem republik yang berkuasa, membuatku harus bersiap? Selain itu aku juga harus bersiap, tatkala aku bertemu gadis impianku aku akan melamarnya. Bagaimana penulis?
“Ta’aruf aja dulu, Kang.”
Ta’aruf itu gimana?
“Pendekatan cowok cewek secara sah oleh agama, sih.”
Agama itu apa?
“Hmm … tahu lagu yang kuputar, kan? Jaran Goyang? Nah jaran goyang itu semacam force. Dia bisa memikat wanita. Dari kejauhan pula. Kalau Kylo Ren mau ke Bumi, mungkin bisa mempelajarinya. Siapa tahu bertemu kakeknya juga. Lewat jalangkung atau Ouija.”
Tawaran menarik. Mungkin setelah syuting film kesembilan aku akan ke sana, Kek. Sebelum itu, semoga surat ini tersampaikan dengan baik. Aku masih punya tugas. May the Dark Force be with You.
Salam dari cucumu yang pemarah,
Kylo Ren
- Oscar 2019 v Pemuda Antah Berantah - 27 February 2019
- DreadOut (2019); Muatan Lokal yang Tercebur Lubang - 23 January 2019
- Ekspektasi yang Kandas dalam Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald (2018) - 21 November 2018