Puisi-Puisi Saddam HP; Kutuk

Noupload

Kutuk

 

Lontar yang tinggi hati, jadilah tuak. Tak
Ada ular yang melilit atau harapan yang sulit.
Tuhan mengetuk-ngetuk kakinya ke tanah.

“Aku telah bosan minum anggur.”

Kesiur angin menguji pucuk tertinggi,
sebab riwayat gapai tak pernah
mencapai langit.

“Diamlah…”

Nira jatuh setetes lagi di depan alas
Kakinya. Angin henti berembus.

“Bila haik tak penuh, esok kau kering.”

Debu kaki dikebaskan, tempias.

(Penfui, 2018)

*haik: wadah dari daun lontar untuk menampung nira yang disadap.

 

 

 

Taman

 

akulah eden, taman kutukan
menampung kodrat dan pohon yang terluka
tempat efrat dan tigris, pison dan gihon
dialiri air mata dari empat mata angin

mengalirlah, mengalirlah sepanjang mesopotamia.
samarkan air matamu dalam sungai memerah darah

 

o adam yang fana
khuldi itu memabukkan, sayang
o hawa yang menggigit
buah cinta yang ganas
sebelum aku terangkat ke langit
-ataukah kalian yang dibuang ke bumi?

bukan aku yang berkenan mengusir, pun kerub dengan

pedang cahaya, tapi sebelum mayapada dikutuk sabda,

kalian memilih meninggalkanku

(Penfui, 2018)

 

Benang

 

Seperti masa lalu, biarkan benang jadi kenangan. Tidur diam-diam di pojok pikiran. Tak ingin diingatnya riwayat kapas, pun mustahil menerka corak pakaian. Sebab jarum lebih lincah mempermainkan masa depan.

 

Ia tak pernah mau menjadi apa pun bagi ketelanjanganmu, sampai tangan penjahit menjadikannya lampin di kelahiranmu atau kafan di pemakamanmu.

 

Maka, biarkan ia tenang,
sebelum ia meniti jarum,
merajut maut di kulit tubuhmu

 

(Penfui, 2018)

Saddam HP

Comments

  1. melita encik Reply

    KEREN kakak. Benang😊

  2. Anonymous Reply

    Kutuk. 💛

  3. Anonymous Reply

    Wowww…benang, lampin di kelahiranmu atau kafan di pemakamanmu.

  4. Anonymous Reply

    Sedap kak

  5. Saiful Amri Reply

    Puisi ini membuatku hanyuuut
    Mencari cari alam imajinasi

  6. Anonymous Reply

    Bagus…

  7. Anonymous Reply

    semoga bisa bikin karya sekeren ini juga

  8. oryza sativa Reply

    kerennnn…benang oh benang,jarum oh jarum..sakit tp menyatukan…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!