Xi Mu Yong
Di atas gelombang laut
Nasib urung dirunut
Ia sampirkan ingatan
Mengusung tiga hal
Kerang, burung, petang
Kampung halaman
Mendekat pelabuhan
Deretan toko-toko tua
Tak ada sisa pamflet
Tak ada arak-arakan
Tak ada pertengkaran
Ia menunggu
Menunggu waktu mengupas
Batas maut
Pada bayang sore
Yang surut
2019
Bokuseki
Ilustrai/
Cahaya pekat memantulkan cakrawala
Putih langit memudar
1000 haiku ditampung lengkung gunung
Danau yang sepi tampak
Dan sendirian menuang sake
Selama awan berpencar ke pusar boku saiga
Lukisan Chan/
Terang bulan
Memandang bayang
Dogen tertawa
Lukisan Melankolis/
Sunyi gunung Fuji
Tempat ajal Hokusai
36 pemandangan ditelan awan
Kaligrafi/
Sakura gugur
Memaparkan hitam dan hampa
Bokuseki/
Dunia terus berjalan
Senapas waktu
2019
Sinema Kar Wai
—The Grand Master
1
Pertempuran adalah jalan
Ia lihat pantulan lampion
Di keremangan
2
Pilar-pilar berdiri
Malam kembang api
Sedang jalan sepi
1940 berpendar
Seperti kehormatan keluarga
3
Foshan diterpa hujan
Sebelum sepi kembang
4
Timur laut, 1940
Malam larut
Ingatan langut
5
Setelahnya waktu berkitar
Menyusun rencana dan cerita
6
Hongkong, Tainan 1953
Ia lepas cangklong candunya
Mesin jahit, rok shanghai, hijau
Kain bordir motif panorama,
Sepucuk surat diikat sempurna,
Pemutar musik opera—ke arah mana
Pesan bergulir?
7
Tahun baru Cina dan pertemuan
Keduanya bertaut dalam gandengan
“apa ini surga yang dijanjikan ketua Gong Yutian?”
Jalan Tainan malih hitam
8
Tangan yang dangkal
Menyusun dalam
Seperti muslihat
Lesap di tinggi
2018-2019
Yu Lei
Dalam ingatan Meng Zhang
Musim semi terasa abadi
Memandang Kun Lun
Kicau Zhangzi mengubur bayang kupu
Menggenggam jiwa
Sunyi sepi
Musim semi hati Yu Lei
Tak ada mendung dan hujan
Ia meninggalkan istana
Tanpa cuit parkit
Hanya terbang begitu saja
Lalu hidup sederhana
Mendengar ayam jago di pagi hari
Kerbau mandi di kali
Orang-orang tani
Selir menari
Ikan berlompatan di perut Lao Zi
Musim demi musim saksi hantu pergi
Dan bunyi angin dari genta
Menunggu tamu tiba
2017
Pelipur Li Bai
Langit dinasti Tang
Terbentang dalam petang
Kaisar Tai Zong lupa daratan
Paviliun Chenxiang
Terbius harum bebek panggang
Kebun prem tahu segala
Rahasia istana
Permaisuri Wu menggerutu
Menunggu cerita dapur
Selir-selir berhamburan
Di meja makan
Memuja lezat dan kedamaian
Awan bergerak pelan
Menjatuhkan aroma bawang
Musim berburu telah datang
Bibir Li Bai memerah
Ada pedas cabai
Dendeng kering ditabur lada
Untuk lidah waktu
Qingping duduk memeluk keramik
Musim semi membawa selaras
Dalam dadanya berlumur merica
Yang enak bebek rebus
Telah lama Li pulang kampung
Menanam sayur
Mengusir setumpuk masa lalu
Kenangan dapur ibu suri
Seperti surga dalam masa muda
2017
Jalan Kuning
–Kuan Yu
Langit dinasti Ming dipenuhi cahaya kuning
Melihat pohon plum bisa juga gembira
Wang Zheng Ming menatap kanvas
Berisi pohon sipres yang separuh hidupnya
Kering dan menjatuhkan dedaunan
9000 ruang istana dihantui bunyi-bunyi
Di atas menara, lonceng mengulang masa lalu
Ia ludahi patung naga
Seharian membaca tanda
Di puncak gunung Liang
Sembari makan babi panggang
Di atas balkon, Kuan Yu kehilangan ingatan
Putrinya memilih mati bersama logam
Dan warna keramik mendatangkan sedih
Di depan tungku
Ia pegang sebuah sepatu
Seratus kali lonceng bunyi
Ia susun jalan kuning
Tempat main putrinya
Di pasar keramik
Jejak mati tak bisa dilupa
2017
- Puisi Puji Pistols - 12 March 2024
- Puisi-Puisi Puji Pistols; LIMA MUSIM UNTUK KIM - 22 February 2022
- Puisi Puji Pistols - 6 April 2021