Sekarang Tambang
domba yang terbaring dalam tidur gembala
telah hilang. telah hilang dari cerita setelah
seseorang dipotong tangannya.
gunung yang kaki-kakinya tempat tegak
gembala. telah dicuri. telah dicuri dari
mata para petani.
sekarang tambang; menghitamkan kulit pekerja,
di bawah cambuk kolera
mereka memukul, mengarak batu-batu
mengikut arah bintang nazaret
domba yang sudah tiada, menyisakan
gerak awan. gerak awan dari mimpi
seorang kelasi.
datang tuan-tuan, mendatangkan hukum
dan undang-undang. baru. murni.
gembala terjaga di tepi kitab suci.
(2021)
Dolores
untuk dolores di rawa-rawa
benang-benang magenta
membuat badai es, setelah cacing
antariksa melingkari sistem biner
bintang antares.
dolores dingin pasi, bunyi lonceng
gelap, tembikar tembaga
bergoyang memanggil orang ke ladang,
ke jalan, ke makam-makam
siapa itu, dengan mantel basah, menggali
beku tanah.
untuk dolores di rawa-rawa
tepung meteora –asam dan tajam-
menimbun kota, batas peta, garis era,
biota antariksa, turun
membangkitkan kembali
jasad daun-daun.
(2021)
Palagan
gula dan darah sama manisnya
menyaran lidah menyiram tanah
untuk palagan.
suara beradu di pusat stepa
jejak kuda dan serak gagak
dimandikan salju merah
sihir agama; orang digantung
tengah lapangan, bidah antara
keliman jubah
ilmu tak tunduk di situ
ilmu mencair di mulut kanak
seperti manisan dari pabrik
yang diselundupkan para budak
(2021)
Delapan Kakinya Bergoyang
apa yang kau bayangkan menyerupai apa
yang diciptakan bayang-bayang
delapan kakinya bergoyang, memilin lilin
untuk umurmu, menggerakkanmu keluar
dari kepompong malam
langit pucat dinihari, lengan udara memanjang
setelah perairan, tambak garam,
tumpukan sayur di meja pasar
sudah asinkah tawar menawar antara kalian?
jantung matahari menggerakkanmu
juga daun yang bergulung di bawah
jaring laba-laba.
kau tahu, semua ada beberapa lama
lalu tak ada untuk selama-lamanya
(2021)
Daging Ara
daging ara, kelembutan khusus yang mendekati
citra air, menipu kuas agar gaung suara rendah
antara rahang-rahang gua.
firdaus ini dipenuhi bulu-bulu finiks, kelenjar
mimpi, dan denyut yang terjadi di lain hari
bunyi warna mekar atas abu pembakaran
hendak menyadap yang tak tertangkap,
di keluasan metafora, tempat yang tak
bernama, berenang atau meregang sampai
batas-batas ketakmungkinan.
adalah ketiadaan, lapisan tebal bahasa
yang membuat ara jadi ada.
(2021)
Samar dan Rahasia
birukan bibirmu untuk laut di hadapanku
kapal itu, mungkin mengangkut rasa takut
kita bisa berenang ke sana, atau tenggelam
di daratan, dalam tekanan cahaya.
bibirmu menegakkan tugu karang
basah oleh garam kata, bilamana
terompet panjang kedatangan
menghempas batas-batas dunia
kita di bawah lempeng angkasa
samar dan rahasia, sementara kapal
membuang seluruh muatan, rasa takut
larut begitu menyentuh permukaan laut
disebutlah kau bulan
membasahi sayap
burung jantan
(2021)
Maut
mendekat, dan semakin mendekat
jadi pisau bagi lembut leher kita
setiap tengah malam, menambah
satu detak panjang, terjulur jauh
ke dasar bumi
mendekat, dan semakin mendekat
kabar dari pelantang, mereka datang
berduyun-duyun, orang mati demi
orang mati, dengan satu tanda; peti
terbungkus tabir matahari
mendekat, dan semakin mendekat
berdiri ia kini di muka pintu, seperti puisi,
tak mengetuk, hanya telanjang, hendak
menghapus bagian-bagian paling terang
dari kata-kata, pakaian kita ketika mengembara
di padang dunia.
(2021)
- Puisi-Puisi Kiki Sulistyo - 15 November 2022
- Kelipatan Waktu - 2 September 2022
- Puisi-Puisi Kiki Sulistyo - 5 July 2022
Ahmad Fauzi Al Idrus
Puisi nya bagus ki… Apa kabar?… Saya Fauzi palembang…